Seni lukis pasir semula berkembang di sebelah barat daya Amerika, oleh penduduk yang dikenal dengan sebutan “Navajo” (1800- ). Sampai saat ini, penduduk Navajo masih mempraktekkan seni lukis ini karena konon, praktek melukis dengan pasir dipercaya mampu mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan sakit penyakit. Sandpainting kala itu dikenal juga dengan sebutan drypainting karena media yang digunakan harus kering betul. Sandpainting juga lazim dipakai para biksu Tibetan, Suku Aborigin Australia dan masyarakat Amerika Latin pada acara-acara tertentu, sejak lama.
Thursday, November 8, 2012
Seni Melukis Pasir
Sand painting sebenarnya bukan seni yang baru. Seni murni
dengan media gelas dan pasir ini sungguh memiliki kelasnya sendiri.
Kalau anda kebetulan mengajar atau menyekolahkan anak di sekolah TK
bertaraf internasional, aktifitas seni lukis dengan media pasir-gelas
kerap ditemukan di beberapa sekolah. Baby first, salah satu stasiun khusus anak yang mejeng di TV berlangganan Indonesia juga menyajikan tayangan sandpainting bertajuk “Sandman”. Tayangan ini digadang-gadang mampu menstimulasi kemampuan imajinasi dan berpikir anak.
![Sandman](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_vQaApY-8ikOffoxnn326aabFS9e_q5cBmk4X57T-T6TgqMX2KuADFCB5TnrQ7iO6VLSHlv2TaRW7dMk7EAQVg0cB2aCE39_s4-uOj4OeUNNvjNWMV3AEldnF46eIBebzTU-EkjYg=s0-d)
Seni lukis pasir semula berkembang di sebelah barat daya Amerika, oleh penduduk yang dikenal dengan sebutan “Navajo” (1800- ). Sampai saat ini, penduduk Navajo masih mempraktekkan seni lukis ini karena konon, praktek melukis dengan pasir dipercaya mampu mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan sakit penyakit. Sandpainting kala itu dikenal juga dengan sebutan drypainting karena media yang digunakan harus kering betul. Sandpainting juga lazim dipakai para biksu Tibetan, Suku Aborigin Australia dan masyarakat Amerika Latin pada acara-acara tertentu, sejak lama.
Searah jarum jam : Navojo man, Navojo sandpainting in healing ceremonies, Navojo sandpainting photogravure by Edward SC 1907
Uniknya, seni ini terus berkembang dan makin menarik perhatian tidak
hanya pelaku seni, tetapi juga masyarakat awam. Di Indonesia sendiri, sandpainting
dikembangkan dengan apik dalam seni pewayangan. Adalah bapak Fauzan,
sang dalang perintis pewayangan dengan media gelas/kaca dan pasir. Dari sumber yang saya baca, bapak
Fauzan masih satu-satunya dalang wayang pasir di Tanah Air, bahkan se
Asia Tenggara. Kiprah bapak alumnus Seni Rupa Institut Teknologi Bandung
(ITB) ini banyak membuat orang berdecak kagum.
![Dalang Wayang Pasir](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_sUaLk8lv1cUjqwXv4598F7dyOiW1Kw70dGzgAWvP3_zUD7fiyADb4cquC4yO2VDTrWu5zEAjbkQfgKJrBowl_S8Nqykv1B2eMXUOcr6ZNWxZQrPCIB0F28wl0X52ysGQlFzEhsba-FjkVlvA=s0-d)
Seni lukis pasir semula berkembang di sebelah barat daya Amerika, oleh penduduk yang dikenal dengan sebutan “Navajo” (1800- ). Sampai saat ini, penduduk Navajo masih mempraktekkan seni lukis ini karena konon, praktek melukis dengan pasir dipercaya mampu mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan sakit penyakit. Sandpainting kala itu dikenal juga dengan sebutan drypainting karena media yang digunakan harus kering betul. Sandpainting juga lazim dipakai para biksu Tibetan, Suku Aborigin Australia dan masyarakat Amerika Latin pada acara-acara tertentu, sejak lama.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment